
(ILUSTRASI: IST)
(Oleh: Geisz Chalifah)*
Kasus Tom Lembong sejak awal menyita perhatian publik. Sejak Tom Lembong menjadi tersangka, Saya dengan lugas mengatakan: Itu adalah resiko yang harus diterima Tom Lembong karena mendukung lawan politik penguasa.
Bau anyir politik dalam kasus Tom, yakni memenjarakan lawan politik semakin terbukti. Sidang demi sidang dilakukan. Semua argumentasi jaksa penuntut terbantahkan. Bahkan dari saksi ahli yang dihadirkan jaksapun meminta agar mantan presiden Jokowi dihadirkan. Karena perintah impor gula itu datangnya dari Presiden.
Di media sosial banyak orang optimis bahwa Tom akan bebas, pendapat mereka sangat beralasan, karena fakta-fakta di pengadilan semakin menunjukan bahwa Tom Lembong memang tidak korupsi.
Anehnya setelah melewati tahap demi tahap persidangan, tuntutan jaksa bahkan tak mengalami perubahan. Seakan semua fakta persidangan diabaikan. Namun optimisme itu tetap melekat dikalangan banyak teman; bahwa Hakim akan bertindak adil dan Tom akan dibebaskan berdasarkan fakta2 persidangan.
Saya tetap skeptis karena saya berkeyakinan pengadilan sudah dikondisikan, bahkan sebelum Tom disidangkan vonisnya sdh disiapkan. Saut Situmorang mantan pimpinan KPK yang berada di dalam ruang sidang.
Ketika hakim memutuskan vonis Tom Lembong 4 tahun 6 bulan. Hatinya bergetar dia tak kuat lagi melihat peradilan sesat yang dialami oleh Tom Lembong.
Setelah Vonis hakim, saya menunggu di tangga. Karena Saya tahu Pak Tom akan menuju ke basement. Di tangga itu Saya memeluk Tom Lembong dengan mengatakan: Pak Tom Saya minta maaf ya.
Tom dengan senyumnya menjawab: apa yang harus saya maafkan? Tak lama kemudian seorang perempuan mencium tangan Tom Lembong lalu menangis terisak.
Tom Lembong yang divonis hakim lewat peradilan sesat. Tom Lembong yang di penjara 4 tahun 6 bulan untuk kesalahan yang Dia tak lakukan berkata: Ibu yang kuat ya. Saya tidak apa apa.
Tom Lembong berjalan menuju ruangan yg sudah disiapkan utk tahanan. Saya menatap langkahnya dan bergumam dalam hati. Semoga mereka semua, ya semua orang, tanpa terkecuali yang terlibat dalam kejahatan kepada Tom Lembong mendapat balasan setimpal.
)* Penulis adalah pemerhati masalah politik dan sosial. Tinggal di Jakarta