
KARHUTLA - Tim relawan gabungan melakukan operasi pemadaman karhutla di wilayah Kota Palangka Raya, beberapa waktu lalu. Seluruh elemen masyarakat di wilayah Kalimantan Tengah kembali diimbau waspada karhutla memasuki musim kemarau ini. (FOTO: DOK/SARIPUDIN)
Jakarta (edukalteng.com) – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali melanda Indonesia. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, sebanyak 46 hektare lahan terbakar di dua provinsi, yaitu Sumatera Utara dan Sumatera Barat, dalam dua kejadian terpisah yang terjadi pada 18 dan 19 Juli 2025.
Di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, titik-titik panas mulai terpantau pada Kamis (18/7/2025) di wilayah Girsang Sipangan Bolon dan Pematang Sidamanik. Cuaca kering dan angin kencang diduga mempercepat penyebaran api.
“Tim dari BPBD Simalungun segera berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan pemadaman,” ungkap Abdul Muhari, juru bicara BNPB, dalam keterangannya.
Kebakaran berhasil dikendalikan pada Jumat (19/7/2025) setelah melahap sekitar 25 hektare lahan. Upaya pemadaman melibatkan Manggala Agni, pemadam kebakaran lokal, serta warga setempat yang bergotong royong memadamkan api.
Sementara itu, di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, kebakaran terjadi pada Jumat (19/7/2025) malam di dua nagari: Padang Ganting dan Pagaruyung. Masing-masing wilayah mengalami kebakaran seluas 11 hektare dan 10 hektare. Beruntung, api dapat dipadamkan pada hari yang sama.
BNPB mengingatkan seluruh pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan selama musim kemarau ini.
“Langkah pencegahan seperti patroli bersama dan pemadaman dini di titik-titik rawan harus diperkuat,” tambah Abdul.
Ditambahkannya, karhutla bukan hanya mengancam lingkungan, tetapi juga kesehatan masyarakat dan aktivitas ekonomi. BNPB menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan relawan dalam mengantisipasi kebakaran di musim kering yang tengah berlangsung. (net/rzk)