
WASPADA - Kebakaran lahan di Kota Palangka Raya yang menyebabkan bencana kabut asap beberapa tahun lalu. Saat ini wilayah Kalteng telah memasuki musim kemarau sehingga seluruh pihak diimbau waspada bencana serupa. (FOTO: DOK/SARIPUDIN)
Palangka Raya (edukalteng.com) – Wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng) mulai memasuki musim kemarau. Seluruh jajaran pemerintahan, lembaga terkait, dan masyarakat diimbau untuk waspada kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Kita telah memasuki awal musim kemarau. Seluruh Pos Lapangan saya minta untuk meningkatkan patroli, sosialisasi, dan pembasahan secara rutin. Jangan sampai lengah. Lebih baik mencegah daripada memadamkan,” imbau Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalteng Ahmad Toyib.
Berbicara pada Rapat Evaluasi Mingguan Posko dan Pos Lapangan, Selasa (1/7/2025), Ahmad Toyib menyebut karhutla masih menjadi ancaman utama.
“Luas lahan yang terbakar hingga akhir Juni 2025 mencapai 146,21 hektare dengan 354 titik hotspot yang terpantau. Kabupaten Sukamara, Pulang Pisau, dan Seruyan menjadi wilayah dengan luasan terbakar tertinggi,” paparnya.
Dia mengakui, luasan karhutla memang menurun dibanding dua tahun terakhir, tetapi risiko tetap tinggi. Karena itu, seluruh pihak terkait perlu terus memperkuat koordinasi dan aksi cepat di lapangan.
Dijelaskannya pula, sepanjang 1 Januari hingga 30 Juni 2025, tercatat 127 kejadian bencana di seluruh wilayah Kalimantan Tengah. Jenis bencana tertinggi adalah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) sebanyak 84 kejadian, diikuti banjir 33, tanah longsor empat, cuaca ekstrem empat, dan gempa bumi dua kejadian. Dampaknya mencakup lebih dari 57 ribu rumah terdampak serta kerusakan infrastruktur dan lahan.
“Mari kita jaga Kalimantan Tengah dari bencana kabut asap. Dengan disiplin, kolaborasi, dan kerja nyata dari semua pihak, kita wujudkan Kalteng bebas kabut asap 2025,” pungkasnya. (sar/mmc)