
TAK TAKUT - Tangkapan layar video aksi sang penari cilik pacu jalur Rayyan Arkan Dikha, yang viral mendunia. (IST)
Pekanbaru (edukalteng.com) – Beberapa pekan terakhir, media sosial global ramai memperbincangkan video seorang anak laki-laki asal Riau yang berdiri santai di ujung perahu pacu jalur, lengkap dengan kaca mata hitam dan tarian penuh gaya.
Bocah itu adalah Rayyan Arkan Dikha, siswa kelas 5 SD berusia 11 tahun yang kini viral hingga ke panggung olahraga internasional.
Rayyan, atau akrab disapa Dhika, mengaku tarian yang kini populer itu lahir begitu saja tanpa direncanakan. “Saya sendiri yang menciptakan tarian ini. Itu spontan saja,” ungkap Dhika saat diwawancara wartawan, baru-baru ini.
Tarian Dhika pertama kali terekam saat mengikuti tradisi pacu jalur di Kuantan Singingi, Riau — lomba dayung perahu panjang yang menjadi ajang tahunan masyarakat setempat.
Di atas perahu yang melaju kencang, Dhika berdiri sambil menggerakkan tubuh dengan percaya diri, memutar tangan dan melenggang seolah tak terpengaruh riak sungai.
Video tersebut kemudian menyebar cepat di internet. Publik menyebut gerakan Dhika sebagai wujud “aura farming”, istilah gaul di dunia maya untuk menggambarkan aksi yang memancarkan kharisma dan vibes keren.
Popularitas tarian Dhika tidak berhenti di Indonesia. Dalam waktu singkat, atlet top dunia ikut meramaikan tren ini. Nama-nama besar seperti pemain American football Travis Kelce, pembalap Formula 1 Alex Albon, hingga tim sepak bola Paris Saint-Germain menirukan gaya Dhika dalam unggahan media sosial mereka.
Di tengah sorotan dunia, Dhika justru mengaku santai. Dia tetap bermain seperti biasa bersama teman-temannya meski sekarang jadi selebritas cilik dadakan. Namun, orangtua Dhika sempat khawatir. Mereka takut sang anak menjadi besar kepala atau aktivitasnya terganggu.
“Orangtua awalnya takut dia berubah, jadi malas belajar atau terlalu sibuk. Tapi sejauh ini dia masih biasa saja, malah makin rajin latihan pacu jalur,” ujar seorang kerabat.
Bagi Dhika, menari di ujung perahu yang sedang melaju cepat bukan perkara menegangkan. Dengan ringan dia bilang sudah terbiasa naik perahu sejak kecil.
“Gak takut jatuh. Seru aja,” katanya. Tradisi pacu jalur sendiri sudah menjadi bagian dari hidup Dhika dan teman-teman seusianya sejak lama. (med/rzk)