
SERANG - Penduduk Kyiv makan di dekat rumah mereka yang hancur akibat serangan Rusia, baru-baru ini. (FOTO: IST/REUTERS)
Kyiv (edukalteng.com) – Ibu kota Ukraina, Kyiv, kembali diguncang serangan besar-besaran Rusia, Kamis (10/7/2025) dini hari. Drone dan rudal dilaporkan menghantam sejumlah kawasan, menewaskan sedikitnya dua warga dan melukai 16 lainnya.
Menurut Tymur Tkachenko, Kepala Administrasi Militer Kyiv, kebakaran meluas ke rumah warga, kendaraan, hingga gudang. Serangan ini memaksa ribuan penduduk Kyiv mengungsi ke tempat penampungan bom selama hampir empat jam lamanya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyebut Rusia telah meluncurkan 18 rudal dan sekitar 400 drone dalam serangan terbaru ini, yang sebagian besar diarahkan ke Kyiv. Ini terjadi hanya sehari setelah Moskow memecahkan rekor peluncuran drone terbanyak dalam satu malam.
Di sisi lain, Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina Andriy Yermak menilai pola serangan Rusia kini semakin kompleks. “Cara berperang telah lama berubah. Rusia memilih serangan gabungan untuk menebar teror dan memecah belah masyarakat kita,” ujarnya.
Moskow sendiri mengklaim serangan ini ditujukan untuk melemahkan kemampuan militer Ukraina. Bahkan menurut media pemerintah Rusia, sistem pertahanan udaranya berhasil menembak jatuh 14 drone Ukraina pada malam yang sama.
AS Tingkatkan Dukungan Senjata
Di tengah eskalasi konflik ini, Amerika Serikat makin memperkuat dukungannya kepada Ukraina. Setelah sebelumnya Presiden Donald Trump berjanji mengirim lebih banyak sistem pertahanan, Washington kini mulai menyalurkan pasokan peluru artileri serta rudal roket bergerak ke Kyiv.
Pada Rabu, Zelenskiy sempat bertemu utusan khusus Trump untuk Ukraina, Keith Kellogg, di Roma, menjelang konferensi pemulihan Ukraina. Hari Kamis, dijadwalkan pertemuan lanjutan dengan pejabat AS guna membahas gelombang baru sanksi terhadap Rusia.
Dalam beberapa pernyataan publik, Trump tampak kesal dengan langkah Presiden Rusia Vladimir Putin, yang ia sebut “terus mengumbar omong kosong” dalam menghadapi upaya damai Washington.
Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dijadwalkan bertatap muka dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov di sela forum ASEAN di Kuala Lumpur. Kedua pihak diyakini akan kembali membahas peluang meredam konflik, meski tensi tetap tinggi. (net/rzk)